Senin, 01 Maret 2010

Hanya Dia



Sempat aku merasakan dua cinta di hatiku, antara cinta mati dan cinta sesaat. Bukan salahku bila hati ini memilih dia untuk hidupku. Bukan maksud hati menyakitimu, tapi ini yang sesungguhnya. Ketika aku bersamamu, semua terasa semu, aku merasa hampa, aku merasa sendiri padahal kau ada di dekatku, padahal kau ada di sampingku. Entah kau tahu atau tidak tentang semua ini, yang pasti ku tak bisa terus bertahan denganmu. Ku terlalu menyayangi dia, hanya dia. Kau hanya sebuah jalan kecil, hanya sebuah gang yang harus aku lewati tanpa harus ku berhenti. Kau bukan rumah yang aku idamkan, yang seharusnya aku singgahi hingga akhir hayatku. Kau hanya sebuah anak panah yang melesat jauh dari jiwaku, anak panahmu tak dapat menancap di hatiku. Kau hanya batu karang yang akan menangis jika melihat ombak yang datang. Sesungguhnya aku pernah menaruhmu di hatiku meski sesaat, meski sebentar namun aku tak dapat jika menahanmu terlalu lama di hatiku. Karena dia lebih dulu menenmpati hati ini, memeiliki jiwa ini.

Dia bagaikan sbuah gubuk kecil yang damai, yang dapat membuatku nyaman ketika aku bersamanya. Dia seperti mentari, yang selalu menyinari gelapnya hatiku. Dia layaknya lilin, yang akan rela habis demi menerangiku. Dia yang tak pernah sedetikpun pergi dari hatiku, dia yang akan datang saat aku terjatuh. Dia yang akan pertama kali bahagia saat tau aku tersenyum. Dia yang menjadikan aku seperti sempurna di dunia ini. Dia yang bisa membuatku menangis darah, tapi hanya dia sendiri yang mampu menenangkan aku. Terlalu besar cinta ini untuk dia, terlalu dalam aku jatuh dalam samudra kasihnya.Dia yang dapat membutku merasakan kerinduan dalam.Dia tak akan aku lepaskan.Selamanya...


0 komentar: